Yogyakarta, 24 Juni 2025 - Dewan Pengurus Daerah Himpunan Lembaga Pelatihan Swasta Indonesia (DPD HILSI) DIY menggelar acara sosialisasi dan diskusi mengenai Program Pra Kerja di LPK Bina Insani. Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh LPK se-DIY ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang peluang dan strategi pengembangan bisnis melalui program pemerintah.
Acara ini menghadirkan narasumber utama Naktika Sari Dewi, SE, M.M, seorang pengusaha dari Lombok yang kini menjabat sebagai Direktur LPKN Training Center dengan cabang di Bali dan Mataram. Dalam pemaparannya, Dewi membagikan pengalaman sukses dalam mengembangkan bisnis LPK melalui strategi ekspansi dan diversifikasi program.
"Ekspansi bisnis kami dimulai dengan membuka cabang di Mataram dengan fokus jurusan perhotelan. Menambah jurusan merupakan salah satu cara efektif untuk mengembangkan bisnis LPK," ungkap Dewi dalam presentasinya.
Dewi menceritakan perjalanan awal cabang Mataram yang dimulai dengan 28 siswa. Menariknya, setiap peserta yang bergabung memiliki orientasi jelas untuk bekerja baik di dalam maupun luar negeri, menunjukkan tingginya motivasi dan target karier yang konkret.
Salah satu poin penting yang disampaikan adalah pentingnya Learning Management System (LMS) dalam era digital saat ini. "Kami memerlukan LMS untuk memudahkan para siswa melakukan upskilling dan melayani alumni dengan lebih baik," tegas Dewi.
Sistem pembelajaran digital ini dinilai krusial untuk memberikan layanan berkelanjutan kepada alumni dan meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa aktif.
Dewi juga mengungkap fakta menarik bahwa pada tahun 2020, hanya 20 LPK yang berhasil lolos untuk mengikuti Program Pra Kerja. Hal ini menunjukkan selektivitas tinggi program pemerintah tersebut.
"Judul pelatihan di LPK harus sesuai dengan yang ada di Kementerian Ketenagakerjaan. Ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi," jelasnya.
Untuk menjadi mitra Program Pra Kerja, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:
Dewi menjelaskan perubahan signifikan dalam pengelolaan program pelatihan. "Di Kementerian Ketenagakerjaan tidak ada fluktuasi seperti dulu yang dipegang PMO (Project Management Office). Pelatihan LPK tidak perlu lagi mengajukan judul, kurikulum, dan silabus karena telah disediakan oleh Kemnaker."
Perubahan ini mempermudah LPK karena mereka hanya perlu menyiapkan modul pembelajaran, sementara framework utama sudah disiapkan oleh pemerintah.
Pak Bambang, salah satu peserta yang juga berbagi pengalaman, menyampaikan beberapa poin kunci:
"Kalau mau sukses, harus punya banyak mentor," tegas Pak Bambang, menekankan pentingnya jaringan dan bimbingan dari praktisi berpengalaman dalam mengembangkan bisnis LPK.
Acara sosialisasi ini memberikan pencerahan bagi LPK se-DIY tentang:
Program Pra Kerja terbukti menjadi peluang emas bagi LPK yang siap dan memenuhi persyaratan. Dengan persiapan matang dan strategi yang tepat, LPK dapat memanfaatkan program ini untuk ekspansi bisnis dan peningkatan kualitas layanan pendidikan vokasi.
No comments yet.
Temukan bacaan yang memperkaya keilmuan Anda.
Sosialisasi dan Diskusi Program Pra Kerja: Peluang Ekspansi Bisnis LPK di Era Digital
Yogyakarta, 24 Juni 2025 - Dewan Pengurus Daerah …
Menguji Ketegasan Donald Trump dalam Memimpin Perang Dunia Ketiga
Dunia hari ini berada dalam ketegangan yang …
Filosofi Pendidikan Tadib: Kualitas di Atas Kuantitas
Saya pernah ditanya oleh Ustadz Rudi, seorang …