Islam adalah agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan sangat detail. Salah satunya adalah aturan interaksi antara laki-laki dan perempuan. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةًۭ وَسَآءَ سَبِيلًۭا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra’: 32)
Larangan ini tidak hanya tentang zina itu sendiri, tetapi juga segala hal yang mengarah kepadanya, seperti:
Pergaulan bebas antara non-mahram.
Melihat aurat lawan jenis yang diharamkan.
Menonton atau mengonsumsi konten pornografi dan pornoaksi.
Yang mengejutkan, sains modern—khususnya neurosains—membuktikan kebenaran larangan Islam ini. Pornografi ternyata merusak otak dan mengubah perilaku manusia secara drastis.
Fakta yang mengkhawatirkan:
Kecerdasan tinggi, gelar profesor, atau status sebagai ustadz sekalipun tidak menjamin seseorang kebal dari bahaya pornografi.
Banyak kasus pelecehan seksual justru dilakukan oleh orang-orang yang dianggap "terhormat" dan "berpendidikan."
Baru-baru ini, dunia pendidikan Indonesia dikejutkan oleh kasus Guru Besar Fakultas Farmasi UGM yang melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswanya. Sebagaimana diberitakan TEMPO.CO (6 April 2025), sang dosen diberhentikan tetap dari jabatannya.
"Pimpinan UGM telah menjatuhkan sanksi berupa pemberhentian tetap dari jabatan sebagai dosen," tegas Sekretaris Universitas UGM, Andi Sandi Antonius.
Tidak hanya di dunia kampus, lingkungan pesantren pun tidak luput dari kasus serupa. detik.com (4 Desember 2024) melaporkan, seorang ustaz di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, diduga melecehkan 20 santriwati saat mereka menyetor hafalan Al-Qur'an.
"Korban semuanya 20 orang," ungkap KBO Satreskrim Polres Maros, Iptu Mukhbirin.
Pertanyaan besar:
Bagaimana bisa orang-orang yang seharusnya menjadi panutan justru terjerumus dalam perilaku keji seperti ini?
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam otak mereka?
Otak manusia memiliki area khusus yang disebut sistem limbik, termasuk otak tengah (midbrain), yang mengatur:
Dorongan seksual
Emosi
Sistem penghargaan (reward system)
Bagian-bagian kunci:
Amygdala: Mengontrol emosi dan respons kecanduan.
Nucleus Accumbens: Memicu pelepasan dopamin (hormon kebahagiaan).
Hipotalamus: Mengatur hormon seperti testosteron dan oksitosin.
Ketika seseorang mengonsumsi pornografi, otak bereaksi seperti kecanduan narkoba:
Dopamin melonjak 200% (Journal of Neuroscience, 2014).
Otak menjadi kebal, sehingga butuh konten lebih ekstrem untuk puas (JAMA Psychiatry, 2016).
Prefrontal cortex (pengendali keputusan) melemah, membuat seseorang sulit berhenti meski tahu dampak buruknya.
Otak Mengecil: Pengguna pornografi berat memiliki volume otak lebih kecil di area pengambilan keputusan (Max Planck Institute, 2014).
Disfungsi Seksual: 60% pecandu pornografi mengalami masalah ereksi atau sulit terangsang dengan pasangan nyata (Universitas Cambridge, 2018).
Kecanduan Seperti Judi: 15% pengguna pornografi berat menunjukkan gejala kompulsif mirip kecanduan judi (American Journal of Psychiatry, 2020).
Rusaknya Hubungan: Kecanduan pornografi merusak keharmonisan rumah tangga (Journal of Couple Therapy, 2019).
Depresi 2x Lipat: Konsumsi pornografi meningkatkan risiko depresi dan kecemasan (PLOS ONE, 2017).
Jauhi Segala Bentuk Zina dan Pornografi
Ingat, setiap kali membuka konten porno, otak kita sedang diracuni.
Perkuat Iman dan Lingkungan Positif
Perbanyak ibadah, puasa, dan bergaul dengan orang-orang shaleh.
Cari Bantuan Jika Sudah Kecanduan
Jika sudah terlanjur kecanduan, carilah terapis atau komunitas pemulihan.
Islam melarang zina dan segala pendekatannya karena Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Sains kini membuktikan bahwa pornografi:
Merusak otak
Menghancurkan moral
Memicu perilaku menyimpang
Mari jaga diri, keluarga, dan generasi muda dari bahaya ini. Jangan biarkan otak kita dikendalikan oleh kecanduan yang merusak!
🔹 Ditulis untuk edutadib.com – Media Pendidikan & Keislaman
No comments yet.
Temukan bacaan yang memperkaya keilmuan Anda.
Ketika Pengabdian Berakhir dengan Ketidakadilan: PHK Sepihak di Lembaga Pendidikan
Di balik gedung-gedung megah lembaga pendidikan, tersimpan …
Dilema Jenjang Karir di Yayasan: Ketika Pengabdian Bertemu Ketidakpastian
Kisah Seorang Pengabdi yang Terlupakan
Di …
Kisah Pilu Pekerja 10 Tahun tanpa Status PKWTT: Ketika Pengabdian Bertemu Ketidakpastian
Di sebuah sudut lembaga pendidikan yang ramai …
Homo Homini Lupus: Refleksi tentang Sifat Dasar Manusia
"Homo homini lupus" - manusia adalah serigala …