Muslim Progresif Yang Cinta Sunnah dan Nasionalis

Muslim Progresif Yang Cinta Sunnah dan Nasionalis.

Foto profil Syukri Adnan Sangadji, M.Si
Syukri Adnan Sangadji, M.Si

Founder TADIB Group

Posted at Nov. 27, 2024, 9:50 a.m.

Pada tahun 2003, saat saya masih duduk di bangku SMA, saya dikenal sebagai salah satu siswa yang berprestasi. Sebagai remaja dengan rasa ingin tahu yang besar, saya mulai aktif menghadiri berbagai kajian Islam. Namun, perjalanan spiritual itu membawa saya pada pertanyaan yang mengusik pikiran saya.

Dalam lingkungan kajian yang saya ikuti, muncul beberapa sikap yang perlahan-lahan memengaruhi cara pandang saya terhadap negara. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Menolak hormat bendera saat upacara.
  2. Tidak mau menyanyikan lagu kebangsaan.
  3. Mengabaikan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
  4. Merasa diri paling benar dan menganggap orang lain salah.
  5. Tidak ingin berpartisipasi dalam pemilu.

Sikap-sikap ini secara tidak langsung menciptakan jarak antara saya dan identitas saya sebagai warga negara Indonesia. Seolah-olah mematuhi aturan atau menghormati tradisi kebangsaan dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Betapa Bijaknya Pemerintah Indonesia Saat Itu

Meski memiliki pandangan seperti itu, saya tetap menikmati berbagai fasilitas yang disediakan oleh negara—pendidikan, infrastruktur, hingga pelayanan umum. Semua itu diberikan tanpa diskriminasi, meskipun saat itu saya termasuk orang yang memiliki pandangan berbeda. Pengalaman ini membuka mata saya akan betapa besar toleransi yang dimiliki oleh negara terhadap warganya, termasuk mereka yang belum sepenuhnya memahami arti penting nasionalisme.

 

Nasionalisme dalam Perspektif Islam

Kini, sebagai seorang guru dan pendiri sekolah, saya memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Sikap “Islami tapi berlepas diri dari negara” yang pernah saya anut ternyata tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Islam tidak pernah mengajarkan permusuhan terhadap negara, terutama negara tempat kita tinggal. Sebaliknya, Islam mengajarkan kita untuk mencintai tanah air, menjaga amanah, dan berkontribusi pada kebaikan bersama.

Nasionalisme bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan Islam. Sebaliknya, mencintai tanah air adalah bagian dari iman. Karena itu, saya tidak ingin generasi muda, terutama siswa-siswa saya, mengulangi kesalahan yang pernah saya alami. Mereka perlu memahami bahwa menjadi seorang Muslim yang baik juga berarti menjadi warga negara yang baik.

 

Mengapa Nasionalisme Penting bagi Indonesia?

Sebagai negara yang diberkahi kekayaan alam melimpah dan posisi strategis, nasionalisme menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan bangsa. Berikut adalah alasan mengapa nasionalisme perlu dipupuk:

  1. Kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia memiliki kekayaan tambang, minyak, hasil bumi, dan sumber daya lainnya yang melimpah. Kekayaan ini menjadikan Indonesia rawan terhadap penjajahan ekonomi oleh negara-negara yang ingin memanfaatkannya untuk kepentingan mereka sendiri.

  2. Posisi Geografis yang Strategis Berada di antara dua benua dan dua samudra, Indonesia adalah salah satu pusat perhatian dalam geopolitik dunia. Tanpa nasionalisme yang kuat, kita bisa menjadi korban intervensi asing, terutama di kawasan seperti Laut Cina Selatan yang penuh konflik.

  3. Potensi Ekonomi yang Besar Dengan populasi yang besar dan kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Namun, tanpa rasa cinta tanah air, potensi ini dapat dimanfaatkan oleh pihak asing tanpa memberikan manfaat yang optimal bagi rakyat.

  4. Kedaulatan dan Stabilitas Nasional Nasionalisme memainkan peran penting dalam menjaga kedaulatan ekonomi dan stabilitas nasional. Ketergantungan pada pihak asing dapat melemahkan posisi kita dalam pengelolaan sumber daya dan pengambilan keputusan penting.

 

Nasionalisme: Fondasi Masa Depan Bangsa

Nasionalisme bukan hanya slogan, melainkan kebutuhan mendasar untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan keberlanjutan bangsa. Sebagai pendidik, saya merasa bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda. Mereka perlu tumbuh menjadi individu yang Islami sekaligus memiliki semangat kebangsaan yang kokoh.

Nasionalisme dalam Islam adalah cerminan cinta kepada negeri yang Allah titipkan kepada kita. Ini adalah bentuk syukur atas nikmat dan amanah untuk menjaga Indonesia tetap berdaulat, adil, dan makmur bagi seluruh rakyatnya.

Dengan harmoni antara keyakinan agama dan cinta tanah air, kita dapat menciptakan bangsa yang unggul, bermartabat, dan menjadi rahmat bagi dunia.

Comments

on Dec. 3, 2024, 9:30 p.m.

Tulisan yang bagus

Add a comment

Artikel Terbaru

Temukan bacaan yang memperkaya keilmuan Anda.

whatsapp