Islam Bukan Agama Imajiner

Islam Bukan Agama Imajiner.

Foto profil Syukri Adnan Sangadji, M.Si
Syukri Adnan Sangadji, M.Si

Founder TADIB Group

Posted at Dec. 1, 2024, 10:01 a.m.

Penting bagi kita untuk memahami apa itu Islam yang benar. Islam memiliki dua pengertian utama: pengertian secara umum dan pengertian secara khusus.

1. Makna Islam secara Umum:
الاستسلام لله باتباع رسله في كل حين
"Berserah diri kepada Allah dengan mengikuti ajaran para rasul-Nya di setiap zaman."
(Fatawa Islam no. 195365)

Makna ini menjelaskan bahwa Islam adalah agama seluruh nabi dan rasul. Setiap orang yang mengikuti ajaran nabi di zamannya adalah seorang Muslim. Contohnya:

  • Yahudi yang taat kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam adalah Muslim di zamannya.
  • Nasrani yang taat kepada Nabi Isa ‘alaihis salaam juga Muslim di zamannya.

Inti dari agama yang mereka bawa sama dengan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ. Allah عزّ وجلّ berfirman:

"Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum Engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah), melainkan Aku, maka sembahlah Aku."
(QS. Al-Anbiya: 25)

"Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju pada satu kalimat yang sama antara kami dan kalian bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.' Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), 'Saksikanlah bahwa kami adalah orang muslim.'"
(QS. Ali ‘Imran: 64)

 

Agama Imajiner

Apa Itu Agama Imajiner?
Istilah agama imajiner merujuk pada sistem kepercayaan fiktif yang diciptakan untuk tujuan sastra, film, atau narasi budaya. Contohnya:

  • Cthulhu Mythos karya H. P. Lovecraft.
  • Agama-agama fiktif dalam Middle Earth karya J. R. R. Tolkien.

Dalam konteks umat Islam, Islam imajiner adalah pemahaman yang salah, di mana kepercayaan tanpa dasar logika atau usaha nyata mendominasi. Ini sering memunculkan khurafat, takhayul, dan kepercayaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

 

Hilangnya Tradisi Keilmuan dan Berkembangnya Khurafat

Tradisi keilmuan dalam masyarakat Islam telah memudar. Kini hanya menjadi kenangan indah bagaimana umat Islam dahulu berjaya dalam ilmu agama, sains, matematika, dan teknologi.

Namun, di era modern ini:

  • Banyak praktek perdukunan dan keyakinan aneh berkembang, baik di kalangan bawah maupun elit umat Islam.
  • Kepercayaan imajiner seringkali memengaruhi pandangan tentang ibadah, ekonomi, politik, dan budaya.

Dampak yang Terjadi: 

Tidak ada semangat belajar matematika dan sains untuk menghasilkan teknologi unggulan.
Tidak ada semangat belajar ekonomi dan akuntansi untuk memaksimalkan potensi pendapatan.
Tidak ada semangat belajar politik dan critical thinking, karena sistem kekuasaan didasari takhayul atau kepercayaan irasional.

 

Islam Adalah Agama Realistis

Pelajaran penting dapat kita ambil dari peristiwa Perang Uhud.
Ketika pasukan berkuda melanggar perintah Rasulullah ﷺ, untuk tidak berpindah tempat , mereka membangkan yang kemudian berakibat banyak kaum Muslimin yang gugur. Bahkan, Nabi Muhammad ﷺ hampir terbunuh. Tidak ada keajaiban gaib yang menyelamatkan mereka, karena sebagian pasukan membangkan lebih menuruti hawa nafsu dan kebodohan terhadap STRATEGI PERANG.

Sebagai umat Islam, kita wajib meyakini adanya hal-hal gaib. Namun, hal gaib hanya terjadi sesuai kehendak Allah عزّ وجلّ, bukan atas kehendak manusia.

Artinya, usaha dan strategi tetap menjadi syarat yang harus dipenuhi.
Islam tidak pernah mengajarkan untuk meninggalkan sebab dan hanya bergantung pada angan-angan kosong.

 

Umat Islam meyakini Hal Gaib Seperti Karomah Nabi Muhammad ﷺ

Sebagai bukti kenabian, Nabi Muhammad ﷺ diberikan karomah atau mukjizat oleh Allah عزّ وجلّ. Beberapa di antaranya:

  1. Al-Qur'an Sebagai Mukjizat Terbesar:
    Al-Qur'an adalah mukjizat abadi yang tidak dapat ditiru. Allah عزّ وجلّ berfirman:


    "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuatnya."
    (QS. Al-Isra: 88)

     
  2. Isra' Mi'raj:
    Perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, kemudian ke Sidratul Muntaha, di mana Nabi ﷺ menerima perintah shalat lima waktu.
     
  3. Mengeluarkan Air dari Jemari Tangan:
    Ketika sahabat kehausan, Nabi ﷺ mengeluarkan air dari jemarinya untuk minum dan berwudhu.
    (HR. Bukhari, no. 3576)
     
  4. Makanan yang Diberkahi:
    Dengan keberkahan Nabi ﷺ, makanan yang sedikit cukup untuk ratusan orang.
    (HR. Bukhari, no. 4101)
     

Kesimpulan

Islam adalah agama yang realistis, penuh perhitungan, dan mengajarkan keseimbangan antara tawakkal dan ikhtiar.
Semoga kita dapat menghidupkan kembali tradisi keilmuan yang kuat dan meninggalkan Islam Imajiner. Hanya dengan ilmu, usaha, dan tawakkal kepada Allah عزّ وجلّ, umat Islam akan kembali berjaya.

Comments

No comments yet.

Add a comment

Artikel Terbaru

Temukan bacaan yang memperkaya keilmuan Anda.

whatsapp